Selasa, 03 September 2019

Gunung Lawu Bertabur Bunga dan Dupa Saat Malam 1 Suro


       Gunung Lawu yang ada di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur menjadi tujuan para peziarah selama Bulan Suro dalam kalender Jawa. Ramainya para peziarah biasanya dimulai pada malam 1 Suro atau saat malam tahun baru Hijriyah. Para peziarah yang mendaki Gunung Lawu selama Bulan Suro pun jumlah pendaki yang naik melalui jalur Cemara Sewu di Kabupaten Magetan, Jawa Timur sudah mencapai sekitar 800 orang pada pukul 20.00 WIB. “Jumlahnya sudah sampai 800 orang lebih. Jumlah itu nanti semakin malam akan semakin bertambah,” ujar Administratur Perhutani Lawu dan Sekitarnya, Asep Dedi Mulyadi saat ditemui di Cemara Sewu Hari Sabtu lalu.





     Namun, jumlah tersebut tidak hanya dari kalangan peziarah saja. Banyak pula rombongan pendaki yang naik ke puncak Gunung Lawu untuk menikmati alam. Beragam titik ziarah di Gunung Lawu Ada banyak titik di Gunung Lawu yang menjadi tujuan para peziarah dan pelaku ritual. Beberapa meter dari Basecamp Cemara Sewu, aroma wangi dupa sudah tercium dengan jelas. 

    Menurut salah satu petugas, memang ada tempat ziarah dan ritual dekat Basecamp Cemara Sewu. Lokasi itu diperuntukkan bagi para peziarah atau pelaku ritual yang tidak kuat mendaki sampai area puncak Gunung Lawu. Biasanya para peziarah dan pelaku ritual akan mendaki sampai Hargo Dalem. Hal itu karena tempat tersebut memiliki nilai sejarah sebagai tempat moksa-nya Raja Terakhir Majapahit, Prabu Brawijaya V. Baca juga: Panduan Transportasi ke Basecamp Lawu via Cemoro Sewu dari Jakarta Menurut pantauan KompasTravel saat mendaki Gunung Lawu pada malam 1 Suro 2019 via Cemara Sewu, tempat ritual dan ziarah mulai banyak ditemukan usai Pos IV. 

    Suatu tempat ziarah atau ritual di gunung setinggi 3.265 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu ditandai dengan banyaknya dupa dan bunga di lokasi itu. Sumur Jolotundo yang menjadi salah satu tempat ziarah dan ritual di Gunung Lawu. Salah satu tempat ziarah dan ritual tersebut di antaranya adalah Sumur Jolotundo. Salam satu sumber air di Gunung Lawu itu berada tepat di samping jalur pendakian via Cemara Sewu usai Pos IV. Titik selanjutnya ada di Sendang Drajat. Meski air sendang mengering pada musim kemarau, lokasi ini masih digunakan untuk ziarah. Hal itu ditandai dengan banyaknya bunga dan dupa di sana. Ubarame Ritual atau sesaji di Tugu Hargo Dumilah, Gunung Lawu Lokasi ziarah dan ritual juga ada di puncak tertinggi Gunung Lawu, Hargo Dumilah.  menemui ubarampe (perlengkapan ritual) seperti bunga, dupa, sampai singkong bakar yang diletakkan di bawah Tugu Hargo Dumilah. Memang aktivitas ziarah dan ritual merupakan sesuatu yang lazim di Gunung Lawu, terutama saat malam 1 Suro. Fasilitas bagi para peziarah dan pelaku ritual pun sudah cukup lengkap. Bahkan di sekitar Hargo Dalem, sudah ada beberapa tempat yang menjual perlengkapan ritual seperti bunga dan dupa.

Sumber : Kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

5 Surga Wisata yang Wajib Dikunjungi di Afrika Selatan

Waktunya liburan tengah tahun! Di perjalanan liburan tengah tahun kali ini, pastikan ada suasana baru atau berliburlah ke tempat wisata...